Oleh : Putri Nurwayanni
1Pendahuluan
Penelitian
merupakan suatu upaya untuk mencari kebenaran tentang suatu masalah atau
fenomena dengan menggunakan metode penelitian. Penelitian dikelompokkan kedalam
beberapa jenis berdasarkan kriterianya, diantaranya penelitian berdasarkan
manfaat atau tujuannya yaitu, penelitian dasar (Basic Research) dan penelitian terapan (Applied Research). Berdasarkan dimensi waktu yaitu, penelitian Cross-Sectional dan penelitian Longitudinal. Berdasarkan jenis data
yaitu, penelitian kuantitatif dsan penelitian kualitatif. Beberapa jenis
penelitian yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil dari penelitian
yang ada.
Dalam
makalah ini, pemakalah hanya membahas salah satu dari beberapa jenis penelitian
tersebut. Penelitian longitudinal ini akan dibahas secara sederhana pada Bab
selanjutnya.
2Pembahasan
2.1. Pengertian
Penelitian Longitudinal
Penelitian
longitudinal merupakan salah satu penelitian yang dikelompokkan berdasarkan
dimensi waktu. Ada dua penelitan yang di kelompokkan berdasarkan dimensi waktu
yaitu Cross-Sectional dan penelitian
Longitudinal. Penelitian Longitudinal (Longitudinal
Research) adalah salah satu jenis peneltian sosial yang membandingkan
perubahan subjek penelitian setelah periode waktu tertentu. Penelitian jenis
ini sengaja digunakan untuk penelitian jangka panjang, karena memakan waktu
yang lama.[1]
Menurut
Syukur Kholil Penelitian longitudinal adalah jenis penelitian dan bertujuan
untuk mengukur pendapat, sikap atau perilaku sekelompok masyarakat dari waktu
ke waktu. Dalam penelitian longitudinal, data dikumpulkan sekurang-kurangnya
dua kali, atau dipandang setara dengan dua kali mengumpulkan data. Karena itu,
waktu amat penting dalam penelitian longitudinal.[2]
Karakteristik
dan cakupan utama dari penelitian longitudinal meliputi :
a.
Data dikumpulkan untuk setiap variabel
pada dua atau lebih periode waktu tertentu.
b.
Subjek atau kasus yang dianalisis sama,
atau setidaknya dapat diperbandingkan antara satu periode dengan periode
berikutnya.
c.
Analisis melibatkan perbandingan data
yang sama dalam satu periode dengan antar metode yang berbeda.[3]
Selain
itu ada pendapat lain yang menyatakan karakteristik dari penelitian
longitudinal, yaitu :
a. Penelitian
yang dilakukan antara waktu .
b. Setidaknya
terdapat dua/lebih kali penelitian dengan topik atau gejala yang sama dalam
waktu yang berbeda.
c. Kata
kunci penelitian longitudinal: ada upaya membandingkan antara hasil penelitian,
biasanya untuk melihat perubahan yang terjadi.[4]
2.2. Bentuk-Bentuk
Penelitian Longitudinal
Penelitian
longitudinal ada tiga bentuk, yaitu :
2.2.1. Penelitian
Trend.
2.2.2. Penelitian
Panel.
2.2.3. Penelitian
Kohort.[5]
2.2.1
Penelitian Trend
Penelitian
trend merupakan salah satu bentuk penelitian longitudinal yang pada umumnya
dilakukan untuk mengukur perubahan pendapat dan sikap masyarakat tentang
hal-hal yang sedang hangat, misalnya siapa calon presiden, calon gubernur, atau
calon walikota yang akan dipilih oleh para pemilih.
Dalam
penelitian trend, pengumpulan data dilakukan minimal dua kali. Misalnya,
pengumpulan data pertama dilakukan sebelum masa pemilihan kampanye, dan
pengumpulan data yang kedua dilakukan setelah masa kampanye selesai, atau
kira-kira satu minggu atau tiga hari lagi masa pemilihan. Anggota sampel dalam
pengumpulan data pertama dan kedua harus berbeda. Tetapi masih dalam populasi
yang sama. Misalnya, dalam pengumpulan data pertama yang diambil sebagai sampel
penelitian adalah daerah A, D, F maka dalam pengumpulan data yang kedua anggota
sampel diambil dadri daerah B, C, dan E yang masih berada pada populasi
penelitian.
Perubahan
pendapat para calon pemilih sebelum masa kampanye dan setelah berakhir kampanye
akan diketahui melalui penelitian trend ini. Karena itu, sering sekali
partai-partai politik, lembaga swadaya masyarakat, atau seorang calon presiden,
calon gubernur dan sebagainya, melakukan atau mensponsori penelitian trend ini
dapat melihat kekuatan dukungan calon pemilih dan melihat perubahan pendapat
calon pemilih tentang siapa nama calon yang akan mereka pilih. Sehingga hasil
penelitian trend ini dapa memprediksi kekuatan masing-masing calon dari waktu
ke waktu sesuai dengan pergeseran dan perubahan pendapat di tengah-tengah
masyarakat.[6]
2.2.2
Penelitian Panel
Penelitian panel juga bertujuan
untuk melihat perubahan pendapat, sikap dan perilaku pada populasi tertentu.
Masa pengumpulan data juga minimal dilakukan dua kali. Bedanya, dengan
penelitian trend adalah dalam penelitian trend sampel penelitian pada setiap
pengumpulan data pertama, kedua dan seterusnya, adalah berbeda tetapi dalam
populasi yang sama. Sedangkan dalam penelitian panel, sampel penelitian pada
pengumpulan data pertama dan kedua harus sama.
Penelitian panel biasanya dilakukan
untuk melihat mengukur perubahan pendapat, sikap dan perilaku sekelompok
masyarakat sebelum dan sesudah diperkenalkan suatu program, produk atau hal-hal
yang lain yang bersifat baru. Contoh penelitian panel yang pernah dilakukan di
Indonesia adalah penelitian dari Godwin C. Chu, Alfian dan Wilbur Schramm yang
berjudul Social Impact of Satellite
Television in Rural Indonesia. Mereka juga meneliti bagaimana pengaruh
sosial satelit televisi di daerah-daerah pedesaan di Indonesia. Sebanyak 2248
responden dari lima provinsi di Indonesia dijadikan sebagai sampel penelitian.
Pengumpulan data pertama dilakukan pada tahun 1976 sebelum satelit Palapa
pertama diluncurkan. Kemudian data dikumpulkan kembali dari responden yang sama
pada tahun 1982, yaitu setelah sekitar enam tahun satelit Palapa diluncurkan,
yang memungkinkan penduduk di daerah-daerah pedesaan dapat menonton televisi.[7]
Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa terjadi perubahan yang besar terhadap sikap dan prilaku masyarakat pedesaan
sebelum dan sesudah masuknya televisi di tengah-tengah masyarakat. Perubahan
itu meliputi segala aspek kehidupan, termasuk pengamalan agama dan kebiasaan
bekerja.
Kelebihan penelitian panel ini
dibandingkan dengan penelitian trend dan kohort adalah bahwa penelitian panel
dapat menelusuri lebih jauh siapa di antara responden yang mengalami perubahan
sikap dan perilaku, dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan mereka
mengalami perubahan sikap dan tingkah laku.
Namun penelitian panel juga
memiliki kelemahan. Biasanya dalam pengumpulan data kedua, jumlah responden
semakin berkurang akibat berbagai faktor, seperti pindah alamat, atau meninggal
dunia.[8]
2.2.3
Penelitian Kohort
Penelitian
kohort adalah salah satu jenis penelitian longitudinal yang mengumpulkan data
dua kali atau lebih. Penelitian kohort juga sama dengan penelitian trend yang
mengambil data dari responden yang berbeda tetapi dalam populasi yang sama.
Penelitian
kohort juga bertujuan untuk mengukur perubahan pendapat, sikap dan perilaku
responden dari waktu ke waktu. Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti
bagaimana perubahan kebiasaan menonton televisi seorang anak yang berusia 5
tahun, setelah ia berusia 10 tahun dan kemudian 15 tahun. Apakah terjadi
peningkatan frekuensi waktu menonton setelah anak berusia 10 dan 15 tahun atau
justru pengurangan. Meneliti masalah seperti itu sesuai digunakan penelitian
kohort.[9]
Ada
dua cara yang dapat dilakukan untuk penelitian kohort. Pertama, dengan meneliti
kebiasaan sekumpulan anak yang berusia 5 tahun tadi menonton televisi. Lima
tahun kemudian, anak-anak yang berusia 10 tahun dari sampel yang berbeda tetapi
dalam populasi yang sama, diteliti kembali dengan mengajukan pertanyaan yang
sama. Kemudian setalah lima tahun, dilakukan kembali penelitian terhadap anak
yang berusia 15 tahundari sampel yang berbeda dalam populasi yang sama. Dengan
demikian dapat diketahui perubahan kebiasaan menonton televisi pada anak-anak
usia 5, 10, dan 15 tahun.
Kedua,
melakukan penelitian pada waktu yang sama sekaligus kepada anak-anak yang
berusia 5, 10, dan 15 tahun, dengan mengajukan pertanyaan yang sama. Karena
dipandang bahwa anak-anak yang berusia 10 tahun sekarang tidak jauh berbeda
dengan anak-anak yang berusia 5 tahun setelah mereka berusia 10 tahun kelak.
Demikian juga dengan anak berusia 15 tahun.
Kelebihan
cara yang pertama, bias perubahan lingkungan situasi dan kondisi masyarakat
yang senantiasa berubah dapat dihindari. Namun, kelemahannya adalah terlalu
lama memakan waktu untuk menunggu anak-anak berusia 5 tahun menjadi 10 tahun
dan 15 tahun. Keadaan ini memerlukan waktu dan tenaga serta dana yang lebih
banyak.
Kelebihan
cara yang kedua, dapat menghemat waktu, tenaga dan dana. Disamping itu, hasil
penelitian dapat diketahui lebih cepat. Namun kelemahannya, dapat terjadi bias perubahan
lingkungan yang begitu cepat. Anak-anak yang berusia 10 dan 15 tahun saat ini
bisa berbeda dengan anak-anak yang berusia 10 dan 15 tahun pada waktu 5 hingga
10 tahun ke depan.[10]
Kesimpulan
Penelitian
longitudinal merupakan salah satu jenis penelitian sosial yang bertjuan untuk
mengetahui perubahan sikap, perilaku ataupun pendapat sekelompok orang dari
waktu ke waktu. Biasa dalam pengumpulan data dalam penelitian longitudinal
terbilang lama, karena pengumpulan data dilakukan 2 kali dalam penelitian.
Namun demikian, penelitian longitudinal memiliki kelebihan yaitu hasil
penelitian yang diperoleh lebih spesifik sesuai dengan topik yang diteliti.
Sedangkan untuk kelemahannya penelitian ini cenderung memerlukan tenaga, waktu
serta dana yang lebih banyak.
Penelitian
longitudinal ada tiga bentuk, yaitu penelitian trend, panel dan kohort. Ketiga
penelitian ini memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengetahui perubahan
sikap, perilaku dan pendapat sekelompok orang. Untuk pengumpulan data ketiga
penelitian ini menggunakan alat pengumpul data yang sama dengan menggunakan
sampel dan populasi. Namun ada perbedaan diantara ketiganya dalam tehnik
pengumpulan data. Dalam penelitian trend pengumpulan data dilakukan pada sampel
penelitian yang berbeda namun populasi yang sama. Begitu juga dengan penelitian
kohort, pengumpulan data menggunakan sampel yang berbeda namun populasi yang
sama. Sedangkan pada penelitian panel sampel dan populasi haruslah sama.
Daftar
Pustaka
Kholil, Syukur, Metodologi Penelitian, 2006. Citapustaka
Media : Bandung.
http//id.wikipedia.org/wiki/Penelitian-longitudinal
diakses pada tanggal 20 Oktober 2012 jam 09.55
http//puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/viewFile/16457/16449
(Cross-Sectional vs Longitudinal Research).
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012 jam 09.00
http://vivixtopz.wordpress.com/modul-kuliah/metodologi-penelitian/sistematika-metodologi-penelitian/ diakses pada
tanggal 20 Oktober 2012 jam 09.35
[1]
http//id.wikipedia.org/wiki/Penelitian-longitudinal diakses pada tanggal 20
Oktober 2012 jam 09.55
[2] Syukur Kholil, Metodologi Penelitian, Bandung :
Citapustaka Media, 2006. Hal. 62
[3] http//puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ars/article/viewFile/16457/16449
(Cross-Sectional vs Longitudinal Research).
Diakses pada tanggal 20 Oktober 2012 jam 09.00
[4]http://vivixtopz.wordpress.com/modul-kuliah/metodologi-penelitian/sistematika-metodologi-penelitian/ diakses pada
tanggal 20 Oktober 2012 jam 09.35
[5] Kholil, Metodologi,…. Hal. 62
[6] Ibid, hal. 62-63
[7] Ibid, hal. 64
[8] Ibid, hal. 65-66
[9] Ibid, hal. 66
[10] Ibid, hal. 67
Apa perbedaan spesifik antara penelitian kohort dan penelitian trend?
BalasHapusApakah penelitian longitudinal lebih baik daripada penelitian cross sectional?
BalasHapus